Selasa, 07 Maret 2017

WASPADAI GIGI BERLUBANG SAAT HAMIL BISA BERAKIBAT KEGUGURAN

Jangan menganggap sepele soal gigi terutama gigi berlubang saat hamil. Karena, bila tidak disikapi dengan serius akan berakibat fatal. Ibu hamil yang giginya berlubang bisa berakibat keguguran atau melahirkan bayi dengan berat rendah. Saat mengalami infeksi, sistem autoimun tubuh itu bekerja mengeluarkan zat bernama makrofag. Nah, makrofag ini memakan bakteri. Proses menyeramkan saat makrofag memakan bakteri, sistem autoimun juga mengeluarkan zat lain yang disebut sitokin. Zat ini memainkan peran penting dalam regulasi sistem kekebalan dan respons terhadap peradangan.


Ketika bekerja, sitokin mengeluarkan beberapa zat, salah satunya prostaglandin E2. Zat inilah yang harus diwaspadai pada ibu hamil. Sebab, bila masuk ke pembuluh darah dan sampai ke rahim, prostaglandin E2 dapat merangsang kontraksi. "Prostaglandin ini pulalah yang menyebabkan tubuh menjadi demam,".

Saat prostaglandin bekerja, suhu tubuh memanaskan molekul-molekul dalam tubuh agar sistem imun optimal bekerja. Keadaan ini juga berlaku pada ibu hamil. Terkadang ada panas yang menyebabkan kontraksi hebat, ada pula yang tidak. Kontraksi yang terjadi saat prostaglandin E2 bekerja inilah yang sering menyebabkan keguguran pada ibu hamil. "Makin berat infeksinya, misalnya pada gigi, kemungkinan makin besar merangsang pengeluaran prostaglandin, maka makin besar kemungkinan kontraksinya,". Untuk itu, jangan biarkan gigi berlubang saat hamil, sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter gigi Anda. Lebih tepatnya konsultasikan dengan kami dokter gigi spesialis bedah mulut surabaya Holistic Dentistry, drg. Djody Asmoro, SU., SpBMM (K).

Selasa, 28 Februari 2017

INI BAHAYANYA MONONUKLEOSIS, PENYAKIT BERCIUMAN

Ilustrasi

Ini Bahaya Mononukleosis, Penyakit Berciuman Penyakit mononukleosis infeksiosa. Mononukleosis infeksiosa adalah istilah populer untuk penyakit yang disebabkan oleh Virus Epstein-Barr (EBV). Menurut penuturan dari drg. Djody Asmoro, SU, SpBMM (K)., selaku dokter ahli bedah mulut, infeksi virus ini menyebabkan demam, sakit tenggorokan, dan pembesaran kelenjar getah bening. Umumnya penyakit ini hilang tanpa bantuan medis. But, no worries, Ladies. You can kiss your fear goodbye after you find the truth on this article. 

Ini dia penyebab penyakit mononukleosis alias kissing disease. Supaya gampang menyebutnya, kita singkat saja menjadi 'mono'. Pada umumnya, EBV terdapat dalam air liur dan sangat mudah ditularkan melalui ciuman. Tapi, bukan berarti orang yang tidak pernah berciuman terbebas darinya karena EBV juga bisa menular jika ada penderita 'mono' yang batuk atau bersin di depan wajah kita. Menggunakan sedotan atau gelas yang sama dengan penderita 'mono' juga meningkatkan kemungkinan penularan. Sayangnya, sebagian penderita 'mono' tidak menyadari bahwa ia terinfeksi EBV. 

Gejala Mononukleosis
Gejala yang dialami pada umumnya adalah demam, pegal-pegal, mudah lelah, nyeri tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam pada kulit, sakit kepala dan nyeri di bawah tulang iga. Ladies punya beberapa gejala diatas? Jangan buru-buru menyimpulkan dirimu terinfeksi EBV. Untuk memastikan, dibutuhkan tes darah yang perlu diulangi dalam 1 atau 2 minggu. Karena, hasil tes darahmu yang semula negatif bisa berubah menjadi positif. Hal ini disebabkan masa inkubasi virus yang cukup lama, antara 4-10 minggu. Efek Mononukleosis: 'Mono' bisa dialami oleh semua orang, termasuk kamu. Namun, risiko yang dihadapi berbeda-beda. Kasus 'mono' ringan yang dialami saat masih anak-anak akan membentuk imunitas terhadap EBV di masa mendatang. Tapi kasus 'mono' berat yang diderita orang dewasa dapat menyebabkan komplikasi dan penyakit yang lebih parah seperti hepatitis, peradangan otak, dan selaput otak, sampai pembengkakan limpa. Limpa yang membesar bisa terluka atau pecah, sehingga membutuhkan pembedahan. Maka dari itu, penderita 'mono' dilarang mengangkat benda yang terlalu berat dan wajib beristirahat selama beberapa minggu. 

Wah! Rugi banget ya Ladies, yuk mulai dari sekarang kita rajin check up untuk memeriksa kesehatan badan kita agar dapat mencegah penyakit-penyakit ini sebelum terlambat. (Sumber artikel: Buku Ilmu Kesehatan Anak By Behrman Klirgman Arvin, drg. Djody Asmoro, SU, SpBMM (K).).

SAKIT GIGI

Pertanyaan:
Dok, sebenarnya apa itu sakit gigi dan juga apa penyebabnya?

Jawaban:
Sakit Gigi yaitu rasa nyeri pada gigi. Sakit gigi disebabkan oleh berbagai masalah pada gigi dan rahang, seperti karies gigi, gingivitis atau penyakit rahang, dan masih banyak lagi. Sakit gigi juga merupakan gejala penyakit jantung, seperti angina. Sakit gigi dapat mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Setidaknya, sakit gigi dapat menyebabkan kepala pusing dan tidak nyenyak tidur.

Sakit gigi biasanya merujuk kepada rasa sakit di sekitar gigi atau rahang terutama sebagai akibat dari kondisi gigi. Dalam banyak kasus, sakit gigi disebabkan oleh masalah gigi, seperti rongga gigi, gigi retak, suatu akar gigi terekspos, atau penyakit gusi. Namun, gangguan dari (bersama Temporo-mandibula) sendi rahang juga dapat menyebabkan sakit yang disebut sebagai "sakit gigi". Tingkat keparahan sakit gigi dapat berkisar dari ringan hingga kronis, tajam dan menyiksa. Rasa sakit dapat diperburuk oleh mengunyah atau dingin atau panas. Sebuah ujian lisan menyeluruh, yang mencakup gigi X-ray, dapat membantu menentukan apakah sakit gigi datang dari masalah gigi atau rahang dan penyebabnya. Sebuah patung pahat yang menggambarkan seorang pria yang sakit gigi.

Kadang-kadang, sakit gigi mungkin disebabkan oleh masalah yang tidak berasal dari gigi atau rahang. Sakit di sekitar gigi dan rahang dapat gejala penyakit jantung (seperti angina atau serangan jantung), telinga (seperti eksternal infeksi telinga atau bagian dalam), dan sinus (udara bagian-bagian dari tulang pipi). Misalnya, sakit angina (pasokan darah beroksigen yang tidak memadai ke otot jantung karena penyempitan pembuluh darah ke jantung) biasanya terletak di bagian dada atau lengan. Namun, pada beberapa pasien dengan angina, rasa sakit gigi atau rahang adalah satu-satunya gejala dari masalah hati mereka. Infeksi dan penyakit telinga dan sinus juga dapat menyebabkan rasa sakit di sekitar gigi dan rahang. Oleh karena itu, evaluasi oleh dokter gigi dan dokter kadang-kadang diperlukan untuk mendiagnosa penyakit medis yang menyebabkan "sakit gigi."

Selasa, 01 Mei 2012

GIGI NGILU JANGAN DIANGGAP SEPELE


Pertanyaan:
Mengapa gigi ngilu tidak boleh dianggap sepele, padahal cukup dengan memberi obat linu pada gigi/gigi ditambal sudah selesai ngilunya?


Jawaban:
Gigi mempunyai rongga yang berisi serabut saraf dan pembuluh darah kecil. Oleh sebab itu, apabila gigi mengalami gangguan – misalnya karena tipisnya atau retaknya email, sehingga bila kena rangsangan dingin atau panas, akan timbul rasa ngilu – atau gigi rusak karena karies (kerowok – bahasa Jawa), maka tanda pertama yang timbul adalah rasa linu jika kena rangsangan terutama dingin.


Gejala-gejala tersebut perlu kita perhatikan dan jangan dianggap sepele. Sebab bukan tidak mungkin hal itu akan membuat semakin parahnya kerusakan gigi tersebut, sehingga akhirnya harus dicabut demi kesehatan tubuh.


Yang dimaksud dengan kesehatan tubuh disini adalah kesehatan tubuh secara menyeluruh. Seringkali ditemukan dalam dialog sehari-hari bahwa si “Y” (wanita) atau si “X” (pria), pantang makan ini, itu, dsbnya, karena takut asam uratnya meningkat, sehingga otot-otot leher dan sekitarnya menjadi kaku, atau dapat berakibat timbulnya pusing. Dan masih banyak diagnose lain yang timbul karena persepsi penderita sendiri atas dasar referensi pengetahuan medis yang dibacanya atau hasil komunikasi dengan orang lain. Padahal jika kita berbicara masalah kesehatan tubuh secara menyeluruh, seharusnya yang pertama kita lihat adalah masalah kesehatan rongga mulut yang merupakan pintu gerbang pertama (the Golden Gate) dari masuknya makanan dan minuman kita sehari-hari. Tapi karena hingga sekarang pengertian kesehatan rongga mulut masih dibatasi dengan hanya melihat gigi, apalagi ukurannya adalah cekot-cekot, maka melencenglah cara kita dalam memandang kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dimana letak enaknya hidup kita kalau selalu tergantung pada obat atau jenis makanan tertentu?


***artikel ini diambil dari Wawancara Harian Surya, Minggu (4 Maret 2001) dengan penulis dan disempurnakan lagi oleh penulis***

Selasa, 17 April 2012

GIGI BERLUBANG BISA MENURUNKAN GAIRAH SEKS


Pertanyaan:
Bagaimana mungkin gigi berlubang bisa menurunkan gairah seks?

Jawaban:
Dari hubungan sosial, gigi berlubang bisa menimbulkan masalah. Bau mulut yang disebabkan gigi berlubang itu tentunya akan mengganggu terciptanya komunikasi 2 arah yang harmonis. Atau dalam hubungan suami istri, bau mulut bisa menurunkan gairah seksual ketika si pasangan complain bau mulut yang memang mengganggu, atau bisa saja aktivitas terus berlangsung namun dapat dipastikan bahwa komunikasi yang terjadi adalah komunikasi singkat dalam artian bukan keharmonisan yang diutamakan melainkan penuntasan kebutuhan sepihak.

Selain hal tersebut, perubahan warna email gigi oleh karena reaksi bahan tambalan gigi pada gigi depan, tanpa kita sadari, dapat memperngaruhi daya tarik seseorang apabila tersenyum, dengan akibat dapat membuat turunnya gairah seksual lawan jenis yang melihat.

***artikel ini diambil dari makalahnya penulis pada bulan Mei 2002 dan Wawancara Harian Surya dengan penulis pada tahun 2001 dan disempurnakan lagi oleh penulis***

PERAN GIGI DALAM SEKS


Pertanyaan:
Apa hubungannya gigi dikaitkan dengan seks?
Bagaimana mungkin hal itu terjadi?

Jawaban:
Dalam hal ini pasti ada yang pro dan kontra. Namun setelah mengerti dan dan memahami problema yang terjadi, maka penulis yakin bahwa semua pembaca akan lebih banyak setuju daripada tidak, meskipun masih saja tersisa kelompok manusia yang “kontra” oleh karena kakunya konsep hidup atau terbatasnya wawasan yang dimilikinya.

Dari berbagai definisi seks yang ada, menurut penulis, tujuan dari aktivitas seksual yang dikerjakan oleh pasangan yang berlainan jenis pada dasarnya adalah untuk: 1) menciptakan harmonisasi faali tubuh, 2) meneruskan keturunan, 3) memelihara keseimbangan hubungan antara kedua belah pihak (suami-istri), 4) olah rasa kasih-sayang.

Dari keempat poin tersebut, penulis melangkah berdasarkan awalan no. 3 dimana memelihara keseimbangan hubungan ini dapat dipengaruhi oleh gangguan yang berasal dari rongga mulut sebab perlu disadari bahwa langkah awal dari suatu perjalanan aktivitas seksual adalah dengan menciptakan komunikasi dua arah dari yang bersangkutan. Komunikasi ini yang berperan adalah rongga mulut. Dalam hal mencium “kissing” pasangan, rongga mulut kembali berperan, apabila rongga mulut kita bermasalah maka dapat dipastikan akan terjadi penurunan libido (gairah seksual) partner kita yang tanpa disadari mengakibatkan terjadinya kurang harmonis (= “disharmonis”).

Jawabnya sederhana yaitu dari bau mulut yang dikeluarkan melalui rongga mulut. Bau mulut ini dapat terjadi apabila dalam rongga mulut terdapat gigi yang bermasalah misalnya: gigi keropos tapi tidak pernah cekot-cekot (gangraen) atau dari karang gigi yang menahun (gingivitis khronis). Bagaimana bisa tercipta harmonisasi bila pada saat “kissing” tiba-tiba tersebar aroma yang kurang sedap?

Permasalahan lain yang sederhana tapi beresiko tinggi ialah dari sisi estetika gigi. Menurut anatomi-marphologi, gigi mempunyai bentuk khas sesuai dengan letaknya. Apabila bentuk gigi tersebut rusak dan letak posisinya tak beraturan maka penampilan wajah juga akan berubah, hal ini juga dapat membuat turunnya gairah lawan jenis.

Jadi masalah gigi ternyata erat kaitannya dengan aroma dan estetika yang merupakan salah satu unsur penunjang dalam masalah seksual.

*** artikel ini diambil dari makalahnya penulis pada bulan Mei 2002 dan disempurnakan lagi oleh penulis ***

BAHAYA GIGI GINGSUL MESKI TAK BERLUBANG


Pertanyaan:
Bahaya apa sebenarnya dengan gigi yang tumbuh bertumpuk-tumpuk/tidak beraturan di satu tempat (gingsul)?

Jawaban:
Untuk disebut sehat gigi harus memenuhi kriteria tertentu. Gigi harus tumbuh dalam urutan dan tatanan yang benar dimulai dari depan gigi seri, taring dan kemudian geraham. Sedangkan dianggap tidak sehat atau tersimpan bahaya bila gigi tumbuh bertumpuk-tumpuk di satu tempat misalnya gingsul.

Dalam posisi gingsul seperti ini, syaraf yang ada pada gigi akan bersinggungan dan ini akan mengganggu kesehatan organ yang terhubung dengan syaraf tersebut. Karenanya jangan sekali-kali menganggap gigi bertumpuk itu sehat meski tak berlubang. Selain dari itu, kondisi gigi yang gingsul akan memudahkan terjadinya karang gigi oleh karena sulitnya sisa makanan dibersihkan.

Apabila gigi anda mengalami hal tersebut di atas, segera konsultasikan ke dokter gigi atau bisa konsultasi ke penulis.

***Diambil dari wawancara Harian Surya dengan penulis pada tahun 2001 dan disempurnakan lagi oleh penulis***